Teks: Petir
Garda Bhwana
Masyarakat kita
sudah tidak asing dengan lagu-lagu Korea. Sudah dua tahun ini demam K-Pop boyband dan girlband negeri ginseng tersebut masih digemari oleh anak-anak remaja
Indonesia. Selain memang musiknya yang nge-beat
dan catchy, para artis yang
menyanyikannya juga ganteng-ganteng dan cantik- cantik. Tapi siapa sangka, bukan
cuma dengan modal wajah rupawan saja artis bisa melejit populer, lagu yang
disertai dengan video dan tarian unik pun ternyata juga sanggup membuat seorang
artis Korea bernama PSY menjadi fenomena dadakan di seluruh dunia. Bahkan
tariannya yang bernama “Gangnam Style” itu jadi sering dilakukan beramai-ramai
dalam sebuah kegiatan berkelompok yang disebut “Flash Mob”.
Apa cerita di
balik tarian Gangnam Style? Dan bagaimana sejarah aktivitas Flash Mob bermula?
Yuk kita ikuti penjelasannya!
“OPPA GANGNAM STYLE!”
Oppa Gangnam Style, yang artinya “saya bergaya Gangnam”,
adalah judul sebuah lagu yang dibawakan oleh Park Jae-Sang, seorang penyanyi rap
asal Korea Selatan yang lebih dikenal dengan nama PSY. Video klip musiknya diunggah
ke situs Youtube pada 15 Juli 2012 lalu dan telah dilihat oleh lebih dari 400
juta pasang mata dari seluruh dunia, wow!
‘Gangnam
Style’ itu sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh warga Korea Selatan
untuk menggambarkan gaya hidup mewah yang ada di daerah Gangnam, sebuah kawasan
makmur dan trendi di Seoul. Gangnam terkenal sebagai area bisnis dan perumahan elit
yang banyak dihuni oleh orang kaya raya, pengusaha dan artis terkenal. Pada video
musik tersebut, PSY diperlihatkan sedang menari dan bernyanyi di berbagai
lokasi yang ada di Gangnam. Video dan lirik lagu tersebut sebetulnya merupakan
sebuah sindiran berbentuk parodi terhadap gaya hidup mewah orang-orang yang tinggal
di daerah Gangnam.
TARIAN KOBOI
MENUNGGANG KUDA
Pada suatu
wawancara, PSY bercerita kalau tariannya itu diilhami dari gaya koboi yang
sedang menunggang kuda. Gerakan dan langkahnya memang sederhana, tapi jika
dilakukan dengan mengikuti nada dan dentuman lagu Oppa Gangnam Style, maka siapapun yang mencobanya pasti akan
ketagihan.
Berkat
videonya yang terkenal sampai ke berbagai manca negara, banyak dari selebriti dunia
yang ingin mencoba langsung menarikan Gangnam Style dan mengundang PSY untuk
datang ke negara mereka. Penyanyi pop Amerika Britney Spears termasuk yang
beruntung dapat belajar langsung dari sang ahlinya pada suatu kesempatan di
acara talkshow televisi di Amerika.
Menurut para
penggemar tariannya, ada empat aturan dasar jika kita ingin menari ala Gangnam
Style. Yang pertama adalah memakai aksesori seperti kaca mata hitam dan dasi kupu-kupu (jika
ada), yang kedua adalah menggerakkan tangan seperti koboi hendak memutar-mutar
laso, yang ketiga adalah melakukan gerakan menunggang kuda kasat mata, dan yang
keempat adalah melakukan pose pengakhiran seluruh gerakan tari di akhir lagu
dengan gaya ala James Bond.
Semua gerakan
tersebut akan terlihat lebih sempurna jika dilakukan secara beramai-ramai.
Karena itulah, para penggemar tarian Gangnam Style sering melakukan flash mob di berbagai tempat di Jakarta,
seperti di mal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada saat waktu Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan
Bermotor) setiap hari Minggu.
FLASH MOB
Mungkin
kalian pernah lihat sekelompok orang berjumlah banyak menari suatu gerakan dansa secara
serasi bersama-sama, atau
diam mematung di suatu tempat publik
yang luas. Nah, aktivitas seperti itu disebut Flash Mob. Jadi apa sebenarnya Flash
Mob itu?
Flash Mob
dapat diartikan sebagai kelompok orang yang berkumpul pada waktu dan tempat
yang telah ditetapkan untuk melakukan suatu hal secara bersamaan, seperti
berteriak sorak sorai, joget, atau pun menjadi patung orang.
Flash mob selalu diawali
dengan beberapa orang (sekitar 3 sampai 5 pelaku) sebagai pertanda kalau aksi telah dimulai. Tak lama kemudian beberapa orang yang tadinya berpura-pura sebagai
pengunjung (padahal pelaku flash mob juga) akan ikut bergabung mengikuti aksi
teman-temannya yang telah tampil
lebih dulu. Lama-kelamaan
jumlah pelaku flash mob akan terus bertambah dan apabila
mereka sanggup menyelesaikan aksi mereka tanpa dibubarkan oleh pihak yang
berwajib, artinya misi mereka telah sukses.
MASSA
Kelompok orang, atau massa Flash
Mob, diatur
aksinya melalui
beragam media. Bisa melalui selebaran kertas pamflet, SMS, Blackberry
Messenger, dan internet (seperti
forum komunitas online, blog, news group, dan e-mail surat berantai). Biasanya aksi yang akan mereka lakukan ini ilegal
(maksudnya tidak ada izinnya), tapi meskipun begitu kegiatan mereka bukanlah
suatu kegiatan yang negatif. Hampir seluruh kegiatan flash mob sebenarnya
adalah aksi seru-seruan bersama yang bermuatan positif, yaitu mengeratkan rasa
persatuan antar sesama pelaku flash mob dan mengajak orang lain untuk berbagi
kesenangan yang mereka rasakan.
Sekarang ini, aksi massa flash mob jadi sering digunakan
sebagai ajang mempromosikan suatu produk ataupun acara, bahkan yang baru-baru
ini malah sampai digunakan dalam aksi kampanye partai politik.
AWAL MULA
Aksi flash
mob pertama muncul pada awal tahun ’90-an
di Belanda, dicetuskan oleh seseorang yang bernama Spoor. Dia membentuk suatu kelompok yang bernama
‘Teater Pejalan Kaki Zebra’.
Saat itu,
Spoor menyebarkan
informasinya
melalui selebaran kertas yang
diberikan pada orang-orang di
jalanan dan juga
menempelkannya di pohon-pohon. Dia juga menghubungi
aktor dan aktris lokal kota dan mengumumkan akan ada pertunjukan dadakan di kota
mereka. Pertunjukan itu akan dilakukan
di tempat para pejalan kaki biasanya berkumpul, yaitu suatu
daerah perdagangan.
Tujuan Spoor
saat itu adalah untuk
meyatukan para pedagang di daerah tersebut, menghilangkan rasa persaingan di antara mereka. Ribuan buruh yang dinamakan ‘massa
flash mob’ kemudian muncul, berdemo
dengan tarian, sambil menuntut
perdamaian dan menghapus perselisihan
antar sesama pedagang.
Berawal dari
peristiwa itu, beberapa tahun kemudian seorang senior
editor majalah Harper’s
Magazine yang bernama
Bill Wasik mencoba untuk mengumpulkan
orang-orang untuk melakukan
aksi flash mob.
Pada Mei
2003, Wasik mencoba
untuk menggelar flash
mob di sebuah toko ritel di
Manhattan namun usahanya gagal karena tidak mendapatkan izin akibat info soal aksi
flash mob-nya bocor
dan sampai ke telinga pemilik tokonya.
Pada
percobaan flash mob kedua, yaitu Juni
2003, Wasik mencoba untuk menggelar aksi flash mob lagi di sebuah toko swalayan bernama Macy’s. Sekitar 130 orang datang ke toko
itu, berpura-pura menjadi
pengunjung. Tiba-tiba
semuanya berkumpul dan
bertepuk tangan secara berirama dan serempak selama 15 menit, membuat beberapa
pengunjung lainnya (yang bukan pelaku flash mob) memadati lobi dan lorong toko
tersebut kemudian ikut
menari.