Monday, November 12, 2012

TREN TARIAN GANGNAM STYLE & FLASH MOB




Teks: Petir Garda Bhwana
  
Masyarakat kita sudah tidak asing dengan lagu-lagu Korea. Sudah dua tahun ini demam K-Pop boyband dan girlband negeri ginseng tersebut masih digemari oleh anak-anak remaja Indonesia. Selain memang musiknya yang nge-beat dan catchy, para artis yang menyanyikannya juga ganteng-ganteng dan cantik- cantik. Tapi siapa sangka, bukan cuma dengan modal wajah rupawan saja artis bisa melejit populer, lagu yang disertai dengan video dan tarian unik pun ternyata juga sanggup membuat seorang artis Korea bernama PSY menjadi fenomena dadakan di seluruh dunia. Bahkan tariannya yang bernama “Gangnam Style” itu jadi sering dilakukan beramai-ramai dalam sebuah kegiatan berkelompok yang disebut “Flash Mob”.

Apa cerita di balik tarian Gangnam Style? Dan bagaimana sejarah aktivitas Flash Mob bermula? Yuk kita ikuti penjelasannya!

“OPPA GANGNAM STYLE!”
Oppa Gangnam Style, yang artinya “saya bergaya Gangnam”, adalah judul sebuah lagu yang dibawakan oleh Park Jae-Sang, seorang penyanyi rap asal Korea Selatan yang lebih dikenal dengan nama PSY. Video klip musiknya diunggah ke situs Youtube pada 15 Juli 2012 lalu dan telah dilihat oleh lebih dari 400 juta pasang mata dari seluruh dunia, wow!

‘Gangnam Style’ itu sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh warga Korea Selatan untuk menggambarkan gaya hidup mewah yang ada di daerah Gangnam, sebuah kawasan makmur dan trendi di Seoul. Gangnam terkenal sebagai area bisnis dan perumahan elit yang banyak dihuni oleh orang kaya raya, pengusaha dan artis terkenal. Pada video musik tersebut, PSY diperlihatkan sedang menari dan bernyanyi di berbagai lokasi yang ada di Gangnam. Video dan lirik lagu tersebut sebetulnya merupakan sebuah sindiran berbentuk parodi terhadap gaya hidup mewah orang-orang yang tinggal di daerah Gangnam.

TARIAN KOBOI MENUNGGANG KUDA
Pada suatu wawancara, PSY bercerita kalau tariannya itu diilhami dari gaya koboi yang sedang menunggang kuda. Gerakan dan langkahnya memang sederhana, tapi jika dilakukan dengan mengikuti nada dan dentuman lagu Oppa Gangnam Style, maka siapapun yang mencobanya pasti akan ketagihan.

Berkat videonya yang terkenal sampai ke berbagai manca negara, banyak dari selebriti dunia yang ingin mencoba langsung menarikan Gangnam Style dan mengundang PSY untuk datang ke negara mereka. Penyanyi pop Amerika Britney Spears termasuk yang beruntung dapat belajar langsung dari sang ahlinya pada suatu kesempatan di acara talkshow televisi di Amerika.

Menurut para penggemar tariannya, ada empat aturan dasar jika kita ingin menari ala Gangnam Style. Yang pertama adalah memakai aksesori seperti kaca mata hitam dan dasi kupu-kupu (jika ada), yang kedua adalah menggerakkan tangan seperti koboi hendak memutar-mutar laso, yang ketiga adalah melakukan gerakan menunggang kuda kasat mata, dan yang keempat adalah melakukan pose pengakhiran seluruh gerakan tari di akhir lagu dengan gaya ala James Bond.

Semua gerakan tersebut akan terlihat lebih sempurna jika dilakukan secara beramai-ramai. Karena itulah, para penggemar tarian Gangnam Style sering melakukan flash mob di berbagai tempat di Jakarta, seperti di mal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada saat waktu Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan Bermotor) setiap hari Minggu.

FLASH MOB
Mungkin kalian pernah lihat sekelompok orang berjumlah banyak menari suatu gerakan dansa secara serasi bersama-sama, atau diam mematung di suatu tempat publik yang luas. Nah, aktivitas seperti itu disebut Flash Mob. Jadi apa sebenarnya Flash Mob itu? 

Flash Mob dapat diartikan sebagai kelompok orang yang berkumpul pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan untuk melakukan suatu hal secara bersamaan, seperti berteriak sorak sorai, joget, atau pun menjadi patung orang.

Flash mob selalu diawali dengan beberapa orang (sekitar 3 sampai 5 pelaku) sebagai pertanda kalau aksi telah dimulai. Tak lama kemudian beberapa orang yang tadinya berpura-pura sebagai pengunjung (padahal pelaku flash mob juga) akan ikut bergabung mengikuti aksi teman-temannya yang telah tampil lebih dulu. Lama-kelamaan jumlah pelaku flash mob akan terus bertambah dan apabila mereka sanggup menyelesaikan aksi mereka tanpa dibubarkan oleh pihak yang berwajib, artinya misi mereka telah sukses.

MASSA
Kelompok orang, atau massa Flash Mob, diatur aksinya melalui beragam media. Bisa melalui selebaran kertas pamflet, SMS, Blackberry Messenger, dan internet (seperti forum komunitas online, blog, news group, dan e-mail surat berantai). Biasanya aksi yang akan mereka lakukan ini ilegal (maksudnya tidak ada izinnya), tapi meskipun begitu kegiatan mereka bukanlah suatu kegiatan yang negatif. Hampir seluruh kegiatan flash mob sebenarnya adalah aksi seru-seruan bersama yang bermuatan positif, yaitu mengeratkan rasa persatuan antar sesama pelaku flash mob dan mengajak orang lain untuk berbagi kesenangan yang mereka rasakan.   

Sekarang ini, aksi massa flash mob jadi sering digunakan sebagai ajang mempromosikan suatu produk ataupun acara, bahkan yang baru-baru ini malah sampai digunakan dalam aksi kampanye partai politik.

AWAL MULA
Aksi flash mob pertama muncul pada awal tahun ’90-an di Belanda, dicetuskan oleh seseorang yang bernama Spoor. Dia membentuk suatu kelompok yang bernama ‘Teater Pejalan Kaki Zebra’.  

Saat itu, Spoor menyebarkan informasinya melalui selebaran kertas yang diberikan pada orang-orang di jalanan dan juga menempelkannya di pohon-pohon. Dia juga menghubungi aktor dan aktris lokal kota dan mengumumkan akan ada pertunjukan dadakan di kota mereka. Pertunjukan itu akan dilakukan di tempat para pejalan kaki biasanya berkumpul, yaitu suatu daerah perdagangan.

Tujuan Spoor saat itu adalah untuk meyatukan para pedagang di daerah tersebut, menghilangkan rasa persaingan di antara mereka. Ribuan buruh yang dinamakan ‘massa flash mob’ kemudian muncul, berdemo dengan tarian, sambil menuntut perdamaian dan menghapus perselisihan antar sesama pedagang.

Berawal dari peristiwa itu, beberapa tahun kemudian seorang senior editor majalah Harper’s Magazine yang bernama Bill Wasik mencoba untuk mengumpulkan orang-orang untuk melakukan aksi flash mob.

Pada Mei 2003, Wasik mencoba untuk menggelar flash mob di sebuah toko ritel di Manhattan namun usahanya gagal karena tidak mendapatkan izin akibat info soal aksi flash mob-nya bocor dan sampai ke telinga pemilik tokonya.

Pada percobaan flash mob kedua, yaitu Juni 2003, Wasik mencoba untuk menggelar aksi flash mob lagi di sebuah toko swalayan bernama Macy’s. Sekitar 130 orang datang ke toko itu, berpura-pura menjadi pengunjung. Tiba-tiba semuanya berkumpul dan bertepuk tangan secara berirama dan serempak selama 15 menit, membuat beberapa pengunjung lainnya (yang bukan pelaku flash mob) memadati lobi dan lorong toko tersebut kemudian ikut menari.

Wah, ternyata seru ya! Jadi apa kalian sekarang tertarik untuk bikin flash mob ala Gangnam Style?