Monday, November 12, 2012

TREN TARIAN GANGNAM STYLE & FLASH MOB




Teks: Petir Garda Bhwana
  
Masyarakat kita sudah tidak asing dengan lagu-lagu Korea. Sudah dua tahun ini demam K-Pop boyband dan girlband negeri ginseng tersebut masih digemari oleh anak-anak remaja Indonesia. Selain memang musiknya yang nge-beat dan catchy, para artis yang menyanyikannya juga ganteng-ganteng dan cantik- cantik. Tapi siapa sangka, bukan cuma dengan modal wajah rupawan saja artis bisa melejit populer, lagu yang disertai dengan video dan tarian unik pun ternyata juga sanggup membuat seorang artis Korea bernama PSY menjadi fenomena dadakan di seluruh dunia. Bahkan tariannya yang bernama “Gangnam Style” itu jadi sering dilakukan beramai-ramai dalam sebuah kegiatan berkelompok yang disebut “Flash Mob”.

Apa cerita di balik tarian Gangnam Style? Dan bagaimana sejarah aktivitas Flash Mob bermula? Yuk kita ikuti penjelasannya!

“OPPA GANGNAM STYLE!”
Oppa Gangnam Style, yang artinya “saya bergaya Gangnam”, adalah judul sebuah lagu yang dibawakan oleh Park Jae-Sang, seorang penyanyi rap asal Korea Selatan yang lebih dikenal dengan nama PSY. Video klip musiknya diunggah ke situs Youtube pada 15 Juli 2012 lalu dan telah dilihat oleh lebih dari 400 juta pasang mata dari seluruh dunia, wow!

‘Gangnam Style’ itu sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh warga Korea Selatan untuk menggambarkan gaya hidup mewah yang ada di daerah Gangnam, sebuah kawasan makmur dan trendi di Seoul. Gangnam terkenal sebagai area bisnis dan perumahan elit yang banyak dihuni oleh orang kaya raya, pengusaha dan artis terkenal. Pada video musik tersebut, PSY diperlihatkan sedang menari dan bernyanyi di berbagai lokasi yang ada di Gangnam. Video dan lirik lagu tersebut sebetulnya merupakan sebuah sindiran berbentuk parodi terhadap gaya hidup mewah orang-orang yang tinggal di daerah Gangnam.

TARIAN KOBOI MENUNGGANG KUDA
Pada suatu wawancara, PSY bercerita kalau tariannya itu diilhami dari gaya koboi yang sedang menunggang kuda. Gerakan dan langkahnya memang sederhana, tapi jika dilakukan dengan mengikuti nada dan dentuman lagu Oppa Gangnam Style, maka siapapun yang mencobanya pasti akan ketagihan.

Berkat videonya yang terkenal sampai ke berbagai manca negara, banyak dari selebriti dunia yang ingin mencoba langsung menarikan Gangnam Style dan mengundang PSY untuk datang ke negara mereka. Penyanyi pop Amerika Britney Spears termasuk yang beruntung dapat belajar langsung dari sang ahlinya pada suatu kesempatan di acara talkshow televisi di Amerika.

Menurut para penggemar tariannya, ada empat aturan dasar jika kita ingin menari ala Gangnam Style. Yang pertama adalah memakai aksesori seperti kaca mata hitam dan dasi kupu-kupu (jika ada), yang kedua adalah menggerakkan tangan seperti koboi hendak memutar-mutar laso, yang ketiga adalah melakukan gerakan menunggang kuda kasat mata, dan yang keempat adalah melakukan pose pengakhiran seluruh gerakan tari di akhir lagu dengan gaya ala James Bond.

Semua gerakan tersebut akan terlihat lebih sempurna jika dilakukan secara beramai-ramai. Karena itulah, para penggemar tarian Gangnam Style sering melakukan flash mob di berbagai tempat di Jakarta, seperti di mal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada saat waktu Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan Bermotor) setiap hari Minggu.

FLASH MOB
Mungkin kalian pernah lihat sekelompok orang berjumlah banyak menari suatu gerakan dansa secara serasi bersama-sama, atau diam mematung di suatu tempat publik yang luas. Nah, aktivitas seperti itu disebut Flash Mob. Jadi apa sebenarnya Flash Mob itu? 

Flash Mob dapat diartikan sebagai kelompok orang yang berkumpul pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan untuk melakukan suatu hal secara bersamaan, seperti berteriak sorak sorai, joget, atau pun menjadi patung orang.

Flash mob selalu diawali dengan beberapa orang (sekitar 3 sampai 5 pelaku) sebagai pertanda kalau aksi telah dimulai. Tak lama kemudian beberapa orang yang tadinya berpura-pura sebagai pengunjung (padahal pelaku flash mob juga) akan ikut bergabung mengikuti aksi teman-temannya yang telah tampil lebih dulu. Lama-kelamaan jumlah pelaku flash mob akan terus bertambah dan apabila mereka sanggup menyelesaikan aksi mereka tanpa dibubarkan oleh pihak yang berwajib, artinya misi mereka telah sukses.

MASSA
Kelompok orang, atau massa Flash Mob, diatur aksinya melalui beragam media. Bisa melalui selebaran kertas pamflet, SMS, Blackberry Messenger, dan internet (seperti forum komunitas online, blog, news group, dan e-mail surat berantai). Biasanya aksi yang akan mereka lakukan ini ilegal (maksudnya tidak ada izinnya), tapi meskipun begitu kegiatan mereka bukanlah suatu kegiatan yang negatif. Hampir seluruh kegiatan flash mob sebenarnya adalah aksi seru-seruan bersama yang bermuatan positif, yaitu mengeratkan rasa persatuan antar sesama pelaku flash mob dan mengajak orang lain untuk berbagi kesenangan yang mereka rasakan.   

Sekarang ini, aksi massa flash mob jadi sering digunakan sebagai ajang mempromosikan suatu produk ataupun acara, bahkan yang baru-baru ini malah sampai digunakan dalam aksi kampanye partai politik.

AWAL MULA
Aksi flash mob pertama muncul pada awal tahun ’90-an di Belanda, dicetuskan oleh seseorang yang bernama Spoor. Dia membentuk suatu kelompok yang bernama ‘Teater Pejalan Kaki Zebra’.  

Saat itu, Spoor menyebarkan informasinya melalui selebaran kertas yang diberikan pada orang-orang di jalanan dan juga menempelkannya di pohon-pohon. Dia juga menghubungi aktor dan aktris lokal kota dan mengumumkan akan ada pertunjukan dadakan di kota mereka. Pertunjukan itu akan dilakukan di tempat para pejalan kaki biasanya berkumpul, yaitu suatu daerah perdagangan.

Tujuan Spoor saat itu adalah untuk meyatukan para pedagang di daerah tersebut, menghilangkan rasa persaingan di antara mereka. Ribuan buruh yang dinamakan ‘massa flash mob’ kemudian muncul, berdemo dengan tarian, sambil menuntut perdamaian dan menghapus perselisihan antar sesama pedagang.

Berawal dari peristiwa itu, beberapa tahun kemudian seorang senior editor majalah Harper’s Magazine yang bernama Bill Wasik mencoba untuk mengumpulkan orang-orang untuk melakukan aksi flash mob.

Pada Mei 2003, Wasik mencoba untuk menggelar flash mob di sebuah toko ritel di Manhattan namun usahanya gagal karena tidak mendapatkan izin akibat info soal aksi flash mob-nya bocor dan sampai ke telinga pemilik tokonya.

Pada percobaan flash mob kedua, yaitu Juni 2003, Wasik mencoba untuk menggelar aksi flash mob lagi di sebuah toko swalayan bernama Macy’s. Sekitar 130 orang datang ke toko itu, berpura-pura menjadi pengunjung. Tiba-tiba semuanya berkumpul dan bertepuk tangan secara berirama dan serempak selama 15 menit, membuat beberapa pengunjung lainnya (yang bukan pelaku flash mob) memadati lobi dan lorong toko tersebut kemudian ikut menari.

Wah, ternyata seru ya! Jadi apa kalian sekarang tertarik untuk bikin flash mob ala Gangnam Style? 

Monday, June 25, 2012

Nostalgia Sejuta Rasa

Rindu, senang, terharu, malu, berbaur menjadi satu. Teman-teman lama pun berkumpul kembali dalam reuni. Tetapi ada yang menyambutnya dingin..



 “Gue diberi fasilitas mobil, laptop, ponsel, dan baru-baru ini jam tangan oleh kantor. Bahkan di lounge kantor pun ada PlayStation,” ujar Freddy dengan rasa bangga. Di sekelilingnya, beberapa teman lama duduk mendengarkan. Ada yang terpukau dengan ceritanya, ada yang acuh, tidak sedikit juga yang pergi meninggalkan dia. Mungkin bosan, karena ocehan Freddy sejak 15 menit lalu selalu soal pekerjaan. Malam itu kami berada di dalam ballroom The Sultan Hotel, Jakarta, yang disulap menjadi ajang temu kangen para alumni sekolah. Sekitar 1.000 orang berkumpul di ruangan itu. Kelompok kecil kami hanya satu di antara banyak kumpulan yang mengobrol dan melepas kerinduan sambil mengenang masa lalu. Tampak beberapa guru kami pun juga hadir bersama para petugas sekolah.

Setelah hampir 20 tahun terpisah, tentu saja ada banyak perubahan yang terjadi. Jika dulu kami bertubuh mungil dengan seragam putih merah, kini ada yang berstatus menikah dan sudah menggendong anak. Beberapa teman pun telah memiliki karakter yang berbeda dari pada belasan tahun lalu. Seingat gue, Freddy dulu pasif dan tak banyak bicara. Banyak omong bukan gayanya. Karena berperawakan kecil, dia pernah dianggap kroco sehingga sering disuruh-suruh oleh murid pentolan di sekolah. Malam ini dia malah terlihat seperti bos, dengan perut agak bulat sedikit.

Penampilan Gerald, salah satu teman gue sewaktu zaman sekolah dulu, juga berubah. Sewaktu masa sekolah dulu, dia berperawakan sedang dan berpipi tembem. Sekarang, dia menjadi tambun dan bongsor. “Anak-anak (*kumpulan teman:red) sering kaget dengan perubahan fisik gue. Kalau ditanya kenapa bisa jadi berukuran besar begini? Ya gue jawab aja 'sering makan orang',” ujarnya tertawa.

Lain lagi dengan Marissa, yang akrab disapa dengan Icha. Gadis mungil yang dulu berpredikat sebagai anak pemalu itu, sekarang sudah menjadi artis sebuah drama sitkom “Suami-Suami Takut Istri” pada 2009 lalu. Tentu saja banyak yang tidak menyangka Icha akan berprofesi sebagai artis. Dulu Icha bukanlah gadis populer incaran para bocah laki-laki yang kenal cinta monyet. Meski tubuhnya sekarang tidak seaduhai super model, kepercayaan dirinya memancar jelas malam itu. Icha menyapa banyak orang yang mungkin baru mengenalnya lewat layar kaca.

Menjelang agak malam, gue coba berbaur dengan kelompok lain. Mereka duduk sedikit jauh di pojok ruangan, nyaris tak terlihat. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, gue akhirnya tahu kalau sebagian dari mereka masih ada yang belum seberuntung teman-teman lain.

Sebut saja Darwin salah satunya. Dia masih berjuang mencari pekerjaan baru, setelah beberapa bulan sebelumnya resign dari perusahaan tempatnya bekerja. Dia selalu tampak tidak nyaman jika topik percakapan kami mulai mengarah pada soal-soal pekerjaan. Kalau ada teman lain yang tiba-tiba datang menanyakan perihal pekerjaan, Darwin berdalih. “Sekarang masih bantu-bantu usaha keluarga aja,” jawabnya singkat.

---

Sejak kedatangan Friendster, Facebook, Twitter, Blackberry Messenger dan hasil teknologi lainnya di tengah-tengah kita, menemukan sahabat lama semakin mudah. Acara reuni kecil pun kian mudah diwujudkan karena kita tak harus mengumpulkan banyak orang atau membentuk panitia. Tinggal berkirim pesan, tentukan waktu dan tempat, jadilah reuni. Tak perlu ballroom, kafe atau restoran saja sudah cukup untuk dijadikan tempat berkumpul. Itu sebabnya, undangan reuni kecil lebih sering datang daripada reuni akbar di ballroom dengan kapasitas ribuan orang seperti yang gue kunjungi kemarin. Sebenarnya, gue pribadi pun lebih menyukai reuni berskala kecil. Selain tidak bingung memilih teman ngobrol, karena saking banyaknya yang datang, biasanya reuni kecil itu dihadiri oleh orang-orang yang memang pernah merasakan suka-duka bareng, seperti teman satu kelas atau sahabat dekat.

Begitu mudahnya reuni masa kini, sehingga kita sering sekali mendapat e-mail atau pesan ajakan reuni dari teman sekolah, rekan-rekan kerja di kantor sebelumnya, teman seperjalanan saat liburan, teman kuliah, teman kursus, teman bermain dan masih banyak lagi. Ketika berjumpa, pembicaraan pun beragam, termasuk kenangan-kenangan indah di masa lalu. Nostalgia adalah magnet yang begitu kuat menggiring orang untuk menghadiri reuni. “Perasaan untuk kembali lagi ke masa-masa dulu untuk bernostalgia memang selalu ada dalam kita,” kata A. Kasandra Putranto, psikolog dari Himpsi Jaya (Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Dki Jakarta).

“Seru pokoknya, bisa ngobrol dan 'nostal-gila' dengan teman-teman SD,” ujar Angga, satu dari sekian teman sekolah gue yang masih berhubungan kontak sampai sekarang, “Reuni juga membantu gue dekat kembali dengan teman-teman SD yang sudah lama nggak ketemu.”

Reuni ternyata bisa membantu manusia menemukan jati dirinya kembali. “Secara tidak langsung, reuni menghubungkan mereka dengan “rumah” asal tempat mereka tumbuh dulu, melalui perjumpaan dengan orang-orang dari masa lalu,” ujar Dra. Ratih Andjayani Ibrahim, MM., psikolog dari lembaga Personal Growth. Reuni bukan cuma membantu kita eksis lagi, tapi juga membantu pengukuhan diri kembali. Selain itu identitas diri pun bisa semakin kuat dengan menghadiri reuni. “Reuni membantu konstruksi biografi identitas kita. Dengan mengetahui kisah tentang identitas diri, kita lebih percaya diri menghadapi ketidakpastian di masa depan,” kata Roby Muhamad, Ph.D, dosen Fakultas Sosiologi di Universitas Indonesia

Tetapi tidak semua orang siap menyambut undangan reuni. Bono, salah satunya. Guru les komputer ini malah berpikir dua kali untuk mendatangi reuni. “Setiap bertemu teman lama, pertanyaan yang diajukan pertama kali pasti mengenai profesi,” jelasnya. “Tapi setelah gue jawab, mereka hanya merespon seperlunya dan tidak tertarik lagi untuk melanjutkan percakapan” katanya sedih.

Perasaan berkompetisi kadang tak bisa dihindarkan dari ajang reuni. “Orang-orang selalu ingin mengetahui sejauh mana perbedaan ukuran perekonomian mereka, khususnya dengan orang-orang yang mereka rasa memulai langkah hidupnya berbarengan,” ungkap Roby. Tak heran jika ada yang mudah merasa minder dengan pencapaian yang dianggap berbeda jauh dengan rekan lainnya. Akhirnya mereka memilih absen dengan berbagai alasan.

Tetapi ekonomi bukan satu-satunya masalah. Pipin misalnya, temannya istri gue. “Awalnya saya senang. Tetapi sewaktu tahu ada teman yang punya masalah sama saya juga datang, jadi males perginya,” katanya dengan nada sinis. Ia tak menjelaskan dendam yang tersimpan, meski akhirnya memutuskan tetap datang. “Tetapi ya jangan harap saya mau menyapa orang itu, melihat ke arahnya saja ogah!” katanya.

“Sebenarnya akan lebih baik bagi individu tersebut untuk mencoba bersikap berani menghadapi mereka, dan masa lalu, dengan keadaan dirinya yang sekarang,” ujar Ratih. “Hal tersebut akan membantunya melanjutkan kehidupan yang dijalaninya sekarang. Karena kalau tidak dilakukan, maka akan berpotensi untuk terus menghantuinya.”

---

Reuni ternyata bukan hanya ajang bernostalgia. Bagi mereka yang belum memiliki pasangan hidup, kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk menemukan cinta lama yang pernah hilang. Semasa SMP dulu, Ahmad Azhuri, disapa Heri, pernah menyukai seorang gadis. Sayang, ia tak sempat mengutarakan perasaannya. Ketika berjumpa lagi di acara reuni, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. “Serangan” pendekatan pun mulai gencar dilakukan. “Saya tidak menyangka bisa mendapat jodoh dari reuni,” kata Ulis Lisnawati, kekasih Heri. Pertengahan tahun ini, kedua alumni sebuah SMP di Bogor ini baru saja melangsungkan pernikahannya 7 bulan yang lalu.

Luka lama pun bisa hilang setelah reuni. Titania Wulansari, seorang karyawan swasta sudah membuktikannya. “Waktu SD dulu, saya musuhan berat dengan anak sok cantik itu,”  ujarnya. Penyebabnya adalah sang ketua kelas yang ganteng. Tita dan teman sekelasnya itu saling berebutan mencari perhatian darinya hingga berujung permusuhan berkepanjangan. Kini, setelah bertemu lagi di reuni, dia dan “musuh lama” itu malah membicarakan kekonyolan mereka sambil tertawa-tawa.

Nostalgia dalam reuni memang menjanjikan sejuta rasa. Banyak kejutan yang menanti Anda di acara itu. Jadi, kalau ada undangan reuni mampir ke Facebook, e-mail atau ponsel Anda, jangan ragu lagi. Jawab saja: Siap!  PGB            




Wednesday, May 9, 2012

IMAX 3D TECHNOLOGY - First Impression!

FULL ENTERTAINMENT TO THE MAX!



Awal Mei 2012, gue diajak sobat gue untuk menonton 'The Avengers', sebuah film superhero dunia Marvel arahan sutradara Joss Whedon yang terkenal dengan karyanya 'Buffy The Vampire Slayer' yang nge-hits di tahun '90-an.
The Avengers
Bukan sembarang teater yang kita datangi untuk menonton film The Avengers, sobat gue lagi gak mau setengah-setengah menikmati aksi laga para superhero legendaris tersebut, Cinema XXI telah meluncurkan format teater IMAX di Gandaria City - Jakarta untuk memenuhi dahaga para penggila film, jadilah akhirnya kita memesan tiket The Avengers 3D IMAX Premiere, yeaaah!

ENTER THE IMAX REALM
Meskipun harus menunggu 15 menit lebih lama dari jadwal seharusnya untuk bisa masuk ke ruang teater (gara-gara seorang selebriti berinisial TY yang datang bersama keluarganya DIDAHULUKAN oleh pihak 21 Cineplex), muncul dua pendapat dalam benak gue saat melangkah masuk ke ruangan teater. Pendapat pertama gue terhadap tata ruang teater IMAX di XXI adalah "posisi tempat duduknya kok tidak terlalu curam ya?"
Posisi tempat duduk penonton yang curam di IMAX negara lain
Di teater-teater IMAX yang terdapat di negara lain, penempatan posisi tempat duduk penonton diposisikan agak curam, hal ini dimaksudkan untuk membantu mata penonton mendapat ruang lingkup layar secara penuh, memenuhi mata, agar bisa mendapatkan efek ilusi nyata dari film yang ditampilkan tanpa terganggu oleh penampakan siluet kepala penonton lain yang duduk di depan kita.

Penempatan posisi tempat duduk yang curam untuk membantu
mata penonton mendapatkan scope layar secara penuh
Setelah diamati, mungkin saja yang jadi kendala adalah ukuran dan besar ruangan yang sanggup disediakan oleh pihak pengelola Mal Gandaria City kepada XXI untuk membangun teater IMAX ini. Bayangkan saja, jika ingin benar-benar mendapatkan full IMAX experience, ukuran teaternya paling tidak harus sebesar kubah raksasa Keong Mas yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)!

Keong Mas di TMII yang sudah lebih dulu menggunakan
teknologi IMAX, tapi belum 3D
Pendapat kedua, yes, layarnya memang sudah agak cekung - sesuai dengan format layar IMAX standar. Hanya saja kok tidak selebar dan sebesar yang ada di teater IMAX negara lain? jangan salah, ternyata layar IMAX ini sudah ada versi "mini"-nya.

Perbandingan layar IMAX sesungguhnya (Lincoln Square) dengan
yang sudah diperkecil (Empire 25)
Dari gambar di atas, kita bisa lihat kalau teater IMAX yang terdapat di Lincoln Square, Chicago, adalah ukuran layar IMAX yang sebenarnya, yaitu 23x30 meter. Nah, kalau yang ada di Gandaria City Jakarta, format layar yang kita pakai adalah 20x11 meter, tak begitu jauh dengan yang dipakai oleh teater sinema 'Empire 25 IMAX' di New York, yaitu 8,5x18 meter.

Di dalam situs www.daveonfilm.com, perilisan layar IMAX yang 'diperkecil' ini dikritik oleh Roger Ebert, seorang kritikus film dari media Chicago Sun-Times. Dia menjelaskan keberatannya pada media, seperti yang dikutip oleh situs 'Dave on Film': "Call it IMAX Lite, IMAX Junior, MiniMax or IMAX 2.0" as long as you don't just call it IMAX and confuse the customer!" (Sebut saja IMAX Lite, IMAX Junior, MiniMax atau IMAX 2.0, asal jangan disebut sebagai IMAX dan membuat para penonton salah paham!)

Menurut Ebert, agar tidak membingungkan penonton awam, lebih baik pihak IMAX mendirikan teater dan layar IMAX yang sesungguhnya, daripada mendirikan teater sinema biasa yang sistem proyeksinya telah dibuat lebih canggih dengan teknologi IMAX.

Tapi, beda kepala pasti akan beda pendapat. Angga, salah satu sobat gue yang juga seorang movie freak, tampak tidak keberatan ketika ditanya soal performa teater IMAX yang ada di XXI Gandaria City. "Keren banget! meskipun tidak sebesar dengan IMAX yang ada di negara lain, pokoknya masih tetap bisa puas nonton. Pokoknya gue tetap positive thinking-lah dengan IMAX disini." ujarnya. 

Gue sendiri? sebenarnya ada sih harapan untuk bisa menonton film 3D di layar IMAX yang berukuran paling tidak sama dengan ukuran layar yang ada di kubah Keong Mas, tapi kalau yang tersedia untuk khalayak umum masih yang berukuran 20x11 meter seperti yang ada di Gandaria City, ya why not? tidak usah jadi idealis bangetlah kalau soal hiburan, yang penting good entertainment. PGB 






Tuesday, March 6, 2012

7 Things To Do at Busway Shelter

Sebenarnya gw cenderung lebih memilih penggunaan kata 'bus transjakarta', tapi khalayak ramai warga Indonesia biasa mendengar istilah 'busway' (-.-).. so, here we go


Semenjak tahun 2004, busway sudah menjadi moda transportasi umum dalam kota yang banyak dipakai oleh warga Jakarta. Orang kantoran, anak kuliahan, pelajar, masyarakat, sudah menjadikan busway sebuah alternatif utama selain angkutan umum lainnya seperti bus mayasari, metromini, APB, patas AC dll. 

Sebagai salah satu pengguna busway (tidak bisa dibilang setia juga sih, wonk memang butuh, kalo punya motor ya mendingan bawa motor) gw punya beberapa saran bagi Anda sekalian yang juga "gemar" naik busway.. tapi kemudian merasa sekarat karena kebosanan menunggu dalam antrian yang penuh sesak dan bermacam-macam tingkah pola penumpangnya.


HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN SELAGI MENUNGGU BUSWAY:

PERTAMA > PASANG MATA: Salah satu hal yang mungkin Anda semua langsung sadari, jika kita berada dalam barisan antrian, secara otomatis pasti akan bisa melihat langsung penumpang-penumpang lain yang berpapasan ke arah yang berlawanan (biasanya berasal dari pintu penurunan menuju ke dalam halte buat transit). Jadi jika  mata Anda sudah bosan melihat sekumpulan rambut-rambut hitam kumel sehabis bekerja seharian, alihkan saja mata ke arah penumpang-penumpang lain yang papasan tsb untuk mencari pemandangan yang segar-segar. Jika Anda cowok ya silahkan pelototin yang bening-bening dan jika Anda cewek ya silahkan pelototin yang ganteng-ganteng, I do this all the time :). Alternatif lainnya (sebenarnya ini nggak disarankan sih) jika ada penumpang lain yang sedang SMS-an atau BB-an, dan posisinya dekat dengan kita sehingga teks yang diketiknya secara tak sengaja terbaca, ya udah, kalo lagi mood iseng, baca aja diam-diam, habis mau gimana lagi.

KEDUA PASANG MULUT: Jika sendiri, cobalah ajak orang di sampingmu ngobrol; biasanya topik pertama yang paling mudah diangkat adalah tentang lama datangnya busway. Jika bepergian dengan teman, ya itu entah dia yang senang ngerumpi atau Anda yang senang ngegosip, ajaklah bicara.. tapi biasanya hal ini akan terjadi secara alamiah sih. Mengobrol dengan teman akan sangat efektif mengusir rasa bosan mengantri, waktu terasa cepat, khususnya jika Anda sedang berjalan dengan sang gebetan dalam rangka pedekate. Dan perlu dicatat, ngobrol sambil dempet-dempetan dengan gebetan itu asik dan enak saudara-saudara.

KETIGA > PASANG TELINGA: Bisa dijamin murah meriah. Setiap hari yang namanya terperangkap di antrian berjubel halte busway, SUDAH PASTI akan ada salah satu dari sekian penumpang yang bakalan menelepon dengan suara kencang, atau beberapa orang yang mengobrol dengan kekuatan suara yang memungkinkan kita sampai tahu betul seluk-beluk isi percakapannya; dan mungkin tidak kalah seru dari cerita sinetron atau pun drama Korea *halah*. Kadang-kadang isi topik pembicaraannya suka berkaitan dengan situasi kerjaan di kantor yang do'i mulai terasa gak betah, urusan bisnis di luar kota (biasanya nama kota Jakarta nanti dibawa-bawa,karena yang nelepon juga bukan orang Jakarta), atasan atau rekan kerja yang rese', gebetan yang ngajak janjian ketemu di halte busway lain yang searah, pacar atau pasangan nikah yang nanyain posisinya sudah ada di mana, obrolan kuliahan, curhat ke temen tentang perasaan suka tapi masih belum sadar kalo itu perasaan suka, obrolan politik, dan topik-topik ajaib lainnya. Atau bisa juga gini, kalau masih belum punya MP3/MP4 Player, tapi orang yang pake headphone di sebelah elo pasang musiknya kenceng banget, sampe lagunya "bocor" keluar dan kedengaran sama kita, kalo menurut lo lagunya enak, boleh juga tuh numpang dengerin lagu.

KEEMPAT SEDIA ALAT KOMUNIKASI: Kenapa gw nulisnya 'alat komunikasi'? karena sudah ada BB (Blackberry) yang kegunaannya lebih dari sekedar alat komunikasi oral jarak jauh, yaitu juga memberikan fasilitas text messenger. Kalau punya BB, ya Anda pasti akan BBM-an.. kalau Anda baru punya ponsel saja, ya manfaatkanlah fitur-fitur yang tersedia di dalamnya. Gunakanlah ponsel tsb untuk SMS atau berkirim pesan singkat dengan orang-orang terdekat Anda, atau cobalah telepon seseorang yang menurut Anda nyaman untuk ditelepon. Dua-duanya tidak sempat atau malas melakukannya? mainkan saja mini game yang ada di dalam ponsel, paling tidak membuat Anda lupa waktu sebentar (jika Anda tipe orang yang senang nge-game ya).

KELIMA SETEL MUSIK: Nah yang ini nih biasa dilakukan oleh sebagian besar penumpang. Mendengarkan musik dari radio ponsel, MP3/MP4 Player, CD player, atau muterin lagu-lagu yang disimpan di ponsel. Kalau belum punya semua itu.. ya nyanyi-nyanyi aja sendiri (asal jangan kenceng-kenceng, malu ah)

KEENAM  > BAWA BACAAN: Termasuk orang yang gemar membaca buku? bawalah buku untuk bahan bacaan Anda sambil berdiri di antrian. Buku apa saja boleh; buku juz Amma, novel, TTS, kamus, komik, panduan shalat, asal jangan majalah FHM atau POPULAR aja ya, ribet entar after effect-nya.

KETUJUH (alternatif) > MAIN GADGET: Sebenarnya tidak disarankan sih, apalagi kalau membawa benda-benda ini ke dalam antrian penumpang busway yang pasti nanti berdesak-desakan dan sikut-sikutan.. but that's all up to you.. Nah, buat Anda yang 'sadar teknologi' dan mengikuti perkembangan gadget (alat elektronik) apapun, Anda bisa menyibukkan diri dengan benda-benda ini sembari menunggu busway tiba: Buat Anda yang selalu aktif berselancar internet, sudah ada yang namanya PC tablet atau sejenisnya, seperti Galaxy Note atau iPad, dan buat Anda yang seorang gamer, ada juga gadget buat nge-game yang disebut 'handheld portable game system', seperti PSP atau Nintendo DS Lite, yaitu sebuah gadget untuk main game tapi yang ringan dan bisa dibawa kemana-mana. Kedua jenis gadget ini dijamin akan membuat Anda lupa dengan orang-orang sekitar, nanti tahu-tahu udah disuruh masuk ke busway deh sama petugasnya.

Sebenarnya masih banyak daftar 'kerjaan' kala mengantri di antrian busway, tapi ketujuh poin di atas ini adalah yang paling sering terlihat dilakukan oleh para penumpang. Bagaimana? apa Anda termasuk salah satunya?  PGB


Monday, March 5, 2012

Hitungan hari menuju takdir selanjutnya



Kemarin, saya baru saja mengantarkan istri tercinta untuk di-USG di RS.Cipto Mangunkusumo sekitaran Salemba. InsyaAllah dalam hitungan hari, istri saya akan melahirkan anak pertama. Penantian cemas selama 1,5 tahun ini pun berbuah manis dengan munculnya dua garis hitam di alat pemeriksa kehamilan (test pack). Padahal sebelumnya saya sempat cemas, sudah giat melakukan 'sunnah rasul' tapi kok belum ada tanda-tanda kehamilan pada istri.

Akhirnya, Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, ternyata Engkau masih memberikan hambaMu ini kesempatan untuk mengasuh dan menyayangi titipanMu kepada kami. Kebahagiaan ini bukan hanya saya dan istri yang merasakannya, tapi juga dari kedua belah pihak keluarga kami masing-masing.

Tentu saja, tanggung jawab yang besar pun diperlukan. Segala macam sikap egois dan kekanakan yang masih kumiliki ini harus perlahan-lahan dihapus dan dihilangkan. Membesarkan titipan Allah tidak bisa dibilang perkara yang sepele. Kasih sayang, perhatian, didikan agama dan nafkah pun harus selalu terjaga alirannya. Maka dari itu segala bentuk pengalih perhatian pribadi harus dipotong secara ekstrim tapi tidak dihilangkan (seperti hobi atau kebiasaan berbelanja/jajan yang tidak perlu), yakinlah semua itu akan bermanfaat. Tapi ingat, bukan berarti hobi atau kebiasaan kita harus dihilangkan, dikurangi saja. Kalau tidak ada 'hobi' bagaimana coba kita para laki-laki bisa mengalihkan atau mengurangi depresi kita (namanya manusia itu perlu entertainment juga-lahir dan batin, kita bukan robot yang bisa 24 jam standby bukan?)

Jadi konklusinya, diberi titipan seorang manusia oleh Allah SWT merupakan suatu anugerah tuhan yang tiada duanya. Kewajiban orangtua untuk memperkenalkan agama Islam dan Allah SWT pada anak menjadi hal mutlak, tak bisa ditawar-tawar. Kelak buah hati kita inilah yang nanti do'a-do'anya akan menyertai kita kelak di dalam kubur, menunggu panggilan berkumpulnya ke padang Mahsyar. (PGB)