Monday, March 5, 2012

Hitungan hari menuju takdir selanjutnya



Kemarin, saya baru saja mengantarkan istri tercinta untuk di-USG di RS.Cipto Mangunkusumo sekitaran Salemba. InsyaAllah dalam hitungan hari, istri saya akan melahirkan anak pertama. Penantian cemas selama 1,5 tahun ini pun berbuah manis dengan munculnya dua garis hitam di alat pemeriksa kehamilan (test pack). Padahal sebelumnya saya sempat cemas, sudah giat melakukan 'sunnah rasul' tapi kok belum ada tanda-tanda kehamilan pada istri.

Akhirnya, Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, ternyata Engkau masih memberikan hambaMu ini kesempatan untuk mengasuh dan menyayangi titipanMu kepada kami. Kebahagiaan ini bukan hanya saya dan istri yang merasakannya, tapi juga dari kedua belah pihak keluarga kami masing-masing.

Tentu saja, tanggung jawab yang besar pun diperlukan. Segala macam sikap egois dan kekanakan yang masih kumiliki ini harus perlahan-lahan dihapus dan dihilangkan. Membesarkan titipan Allah tidak bisa dibilang perkara yang sepele. Kasih sayang, perhatian, didikan agama dan nafkah pun harus selalu terjaga alirannya. Maka dari itu segala bentuk pengalih perhatian pribadi harus dipotong secara ekstrim tapi tidak dihilangkan (seperti hobi atau kebiasaan berbelanja/jajan yang tidak perlu), yakinlah semua itu akan bermanfaat. Tapi ingat, bukan berarti hobi atau kebiasaan kita harus dihilangkan, dikurangi saja. Kalau tidak ada 'hobi' bagaimana coba kita para laki-laki bisa mengalihkan atau mengurangi depresi kita (namanya manusia itu perlu entertainment juga-lahir dan batin, kita bukan robot yang bisa 24 jam standby bukan?)

Jadi konklusinya, diberi titipan seorang manusia oleh Allah SWT merupakan suatu anugerah tuhan yang tiada duanya. Kewajiban orangtua untuk memperkenalkan agama Islam dan Allah SWT pada anak menjadi hal mutlak, tak bisa ditawar-tawar. Kelak buah hati kita inilah yang nanti do'a-do'anya akan menyertai kita kelak di dalam kubur, menunggu panggilan berkumpulnya ke padang Mahsyar. (PGB)

No comments:

Post a Comment